I.
Tujuan
? Membuktikan keberlakuan hokum Hess dengan melakukan reksi
langsung dan tak langsung pada pembuatan larutan CaCl2
II. Perincian
Kerja
?
Menentukan
ΔHr CaCl2 secara langsung
?
Menentukan
ΔHr CaCl2 secara tak langsung
III. Alat yang PAKAI
? Gelas Kimia 500 ml 1
Buah
? Erlenmeyer Asa 250 ml 1
Buah
? Thermometer Raksa 1
Buah
? Pipet Gondok 100 ml 1
Buah
? Gelas Ukur 250 ml 1
Buah
? Termos Iso Termo 1
Buah
? Pengaduk Stirer 1
Buah
? Neraca Analitik 1
Buah
? Spatula 1
Buah
? Hot Plate 1
Buah
? Selang Karet 1
Buah
? Labu semprot 1
Buah
? Bola Hisap 1
Buah
IV. Bahan yang GUNAKAN
?
Aquadest
?
Logam Ca
?
HCL 2 N
V. Dasar
Teori
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang efek
panas pada suatu reaksi, baik reaksi endoterm maupun eksoterm. Efek panas ini
sering disebut juga panas reaksi, dan diberi notasi ΔHr dengan satuan kkal atau
kal, besaran ini merupakan fungsi dari temperatur. Untuk menghitung besarnya
panas reaksi, maka digunakan rumus panas reaksi pada tekanan tetap yaitu :
..... (1)
Untuk perubahan temperatur yang tidak terlalu besar dengan anggapan Cp tetap,
maka persamaan (1) dapat diintegrasi menjadi :
D Hr = m.Cp (T2 -T1) ..... (2)
= ..... (3)
dimana :
m =
Berat zat dalam (gr) atau (mol)
ΔHr = Panas reaksi dalam (kal) atau (kkal)
T2,T1
= Masing-masing
suhu akhir dan awal reaksi (K)
ΔT = Perubahan temperatur (K) atau (0 C)
Cp =
Kapasitas panas zat dalam kal/gr 0C
atau kkal/mol 0K
Pada tahun 1840 seorang ahli Kimia dari Swiss yang bernama G.H
Hess mengemukakan teori yang berhubungan dengan panas reaksi, yang
dikenal dengan hokum Hess.
Menurut teori ini besarnya panas reaksi suatu reaksi kimia
tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan
akhir reaksi. Suatu reaksi kadang-kadang tidak hanya berlangsung melalui satu
jalur, akan tetapi bias juga melalui jalur lain dengan hasil akhir yang sama.
Teatpi mungkin juga arah yang ditempuh tidak hanya arah 1 dan 2, melainkan
terdapat juga arah 3 dan 4, dan seterusnya.
Reaksi ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Dimana menurut Hukum Hess
berlaku :
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 = ΔH4
+ ΔH5+ ΔH6
Sebagai contoh, reaksi
pembuatan gas CO2 dari C(p) dan O2(g), ini
dapat dilakukan secara langsung dan tak langsung.
1)
ΔH = - 94,1 kkal
2)
ΔH1 = - 26,4 kkal
ΔH2
= - 67,7 kkal
ΔH3
= - 94,1 kkal
Pada reaksi (1) didapat ΔHr =
- 94,1 kkal dan pada reaksi (2) ΔHr juga – 94,1 kkal
VI.
Cara
Kerja
?
Ditimbang sebanyak 2,0000 gr logam Ca diatas kertas
timbang, (penimbangan dilakukan 2 kali dengan berat yang sama yaitu 2,0000 gr,
dimana yang satu dipergunakan untuk prosedur cara langsung dan yang satunya
lagi untuk cara tidak langsung).
?
Cara
langsung :
Ø
Memasukkan
100 ml HCl 2N kedalam Termos Iso Termo, lalu dimasukkan pengaduk stirer dan
diset pada putaran 1 diatas hot plate lalu mengukur suhu mula-mula. (suhu
dicatat sebagai T1),
Ø
Ditambahkan
serbuk logam Ca sebanyak 2,0000gr, ditunggu sampai suhu konstan kemudian
dicatat sebagai T2,
Ø
Lalu ditambahkan
aquadest sebanyak 100 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian mencatat perubahan suhu
yang terjadi pada saat konstan sebagai T3.
?
Cara tak
langsung :
Ø
Memasukkan
100 ml Aquadest kedalam Termos Iso Termo, lalu dimasukkan pengaduk stirer dan
diset pada putaran 1 diatas hot plate lalu mengukur suhu mula-mula. (suhu
dicatat sebagai T1),
Ø
Ditambahkan
serbuk logam Ca sebanyak 2,0000gr, ditunggu sampai suhu konstan kemudian
dicatat sebagai T2,
Ø
Lalu ditambahkan
HCl 2N sebanyak 100 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian mencatat perubahan suhu
yang terjadi pada saat konstan sebagai T3.
VII. Data
Pengamatan
Ø
Cara
langsung :
Massa Ca = 2,0174 gram
Suhu
aquades =27oC
Suhu HCl =27oC
·
Perubahan suhu pada suhu saat penambahan Ca = 27 oC
(T1)
·
Perubahan suhu pada saat penambahan HCl = 29 oC (T2)
Ø Cara tak
langsung :
Massa
Ca = 2,0084 gram
Suhu
aquades =27oC
Suhu HCl =27oC
·
Perubahan suhu pada suhu saat penambahan Ca = 28 oC
(T1)
·
Perubahan suhu pada saat penambahan HCl = 29 oC (T2)
VIII. Perhitungan
?
Cara
langsung :
DHr = m Ca x Cp H2O x DT
m x Cp x [ (T1 - T0) + (T2 - T1) ]
DHr = m x Cp x (T2 - T0)
= 2,0174 Gr x 4,18 J Gr -1 °C -1 x (29°C - 27°C)
=
8,432732 J °C -1 x 2°C
DHr = 16,865464 Joule
Diketahui 1 Kalori =
4,186 Joule, maka :
DHr = = 4,028945 Kalori
?
Cara tak
langsung :
DHr = m Ca x Cp H2O x DT
m x Cp x [ (T1 - T0) + (T2 - T1) ]
DHr = m x Cp x (T2 - T0)
= 2,0084 Gr x 4,18 J Gr -1 °C -1 x (29°C - 28°C)
= 8,395112
J °C -1 x 1 °C
DHr = 8,395112 Joule
Diketahui 1 Kalori =
4,186 Joule, maka :
DHr = = 2,005521 Kalori
IX. Pembahasan
?
Percobaan
ini bertujuan untuk membuktikan pernyataan hukum Hess dengan melakukan reaksi langsung
dan tak langsung, dimana panas reaksi secara langsung harus sama dengan panas
reaksi secara tak langsung.
?
Dari percobaan diperoleh panas reaksi
yang berbeda, hal ini
terjadi kemungkinan terdapat kesalahan dalam percobaan. Kesalahan
mungkin terjadi karena kekurang tepatnya
dalam mengamati perubahan suhu yang terjadi, serta volume zat yang kurang
tepat.
? Kita dapat melihat selisih kenaikan suhunya pada kurva
dibawah ini :
Reaksi yang terjadi yaitu :
H2O + Ca2+ CaO2 + H2
CaO +
HCl CaCl2 + H2O
X. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini maka kami dapat
menyimpulkan bahwa:
Panas
reaksi dari CaCl2 secara lagsung dengan panas reaksi dari CaCL2
secara tak langsung berbeda, Panas reaksi
dari CaCl2 secara langsung = 16,865464 Joule = 4,029016 Kalori sedangkan panas reaksi dari CaCl2 secara tak langsung=8,395112 Joule = 2,005521 Kalori
XI. Daftar Pustaka
? Oliver and Boyd “Hazardaus Chemicals”, ed. 1981.
? Ir. M.S. Tupamohn “Kimia Fisika”, Politeknik Negeri Ujung
Pandang dari file PEDC Bandung.