Pengikut

Kamis, 07 Juni 2012

campuran biner


CAMPURAN BINER

I.       Tujuan
? Mengetahui dan membuktikan bahwa campuran dua buah atau lebih zat cair yang saling melarut dapat membentuk campuran azeotropik dan zeotropik.
? Dapat membuat diagram fase  dua komponen.
? Mengikuti penerapannya pengetahuan ini di beberapa industri kimia.

II.     Perincian Kerja :
? Menentukan Berat jenis  Kloroform dan Aseton
? Menentukan Berat Jenis Campuran
? Menentukan Molfraksi Aseton  

III.    ALAT yang DIPAKAI

? Gelas Kimia 250 ml                 3 Buah
? Labu leher dua 250 ml             2 Buah
? Labu alas bulat 10 ml              4 Buah
? Pipet ukur 25 ml + 10 ml     1+1 Buah
? Destilling head                        1 Buah
? Adaptor Elbow                        1 Buah
? Adaptor lurus                          1 Buah
? Adaptor Kaki 4                       1 Buah
? Kondensor Lie Big                  2 Buah
? Corong kaca                      1 Buah
? Thermometer Asa              2 Buah
? Penjepit Kecil                    8 Buah
? Alas labu + selang       2 + 4 Buah
? Oil bath + Heater        1 + 1 Buah
? Dongkrak                           4 Buah
? Klem                                  2 Buah
? Tabung reaksi berskala      6 Buah


IV.    BAHAN yang DIGUNAKAN
? Etanol
? Air


V.     Dasar Teori
Bila campuran dua buah zat cair yang saling melarut dengan baik, dipanaskan sambil tekanan uap diusahakan konstan, maka titik didih dan komposisi uapnya tergantung dari komposisi campuran zat cairnya. Hubungan antara titik didih pada komposisi tertentu dari campuran zat cair itu dengan komposisi uapnya dapat dilukiskan dalam sebuah gambar kurva berikut :
1.      Campuran Zeotropik
Bila garis kurva tidak menunjukkkan titik maksimum ataupun minimum pada titik didih campuran zat cair itu, maka titik didih campuran zat cair terletak antara titik didih zat-zat cair murninya. Campuran ini disebut camouran  zeotropik.
Pada penyulingan zat cair semacam ini. Komposisi destilatnya lebih banyak mengandung zat cair yang bertekanan uap lebih besar dibandingkan dengan komposisi campuran. Zat cair yangsedang disuling itu. Oleh karena itu campuranzat cair ini dapat dipisahkan menjadi zat-zat cair murninyamelalui penyulingan berkali-kali.

2.      Campuran aseotropik
a.       Bila titik–titik didih campuran dua zat cair yang saling melarut   menunjukkan adanya titik maksimum, maka campuran ini disebut campuran azeotropik. Pada titik dimana garis titik –titik didih mencapai maksimum, garistitik-titik tekanan uapnya pun mencapai titik itu pada titik ini campuran zat cair ini akan mendidih secara konstan.
Dengan demikian campuran zat cair semacam ini tidak dapat dipisahkan kedalam zat murninya secara menyulingnya. Titik azeotropik campurna ini terletak lebih tinggi dari pada titik-titik didih zat murninya.

b.      Dalam hal dimana titi-titik didih campuran dua zat cair yang saling melarut menunjukkan adanya titik maksimum, terjadi gejala-gejala yang sebaliknya dengan apa yang terjadi pada campuran zat cair yang menunjukkan adanya titik maksimum. Campuran zat cair semacam iini yang juga disebut campuran azeotropik , tidak dapat dipisahkan kedalam zat murninya secara penyullingan.

VI.    Prosedur Kerja
? Mengisi tabung dengan etanol dan Air dengan perbandingan :
etanol
29,1ml
116,4ml
174,7ml
36 ml
air
81ml
54 ml
232,9ml
18ml

? Sambil diadakan pengisian serta penimbangan, alat destilasi dipasang.
? Memasukkan tabung satu kedalam labu alas bulat dan mengukur temperatur yang dimiliki oleh campuran dan uap hasil destilasi, hasil destilat ditampung sekitar 10 ml dan menimbang untuk dipergunakan mencari berat jenisnya.
? Setelah itu hasil residu campuran pun diukur pula Bjnya.
? Percobaan diatas dilakukan dengan jalan mengganti campuran 1 dengan campuran etanol-air dalam tabung reaksi. Percobaan ini dilakukan sampai pada tabung reaksi ke 4 dengan persedur pengerjaan yang sama.


VII.  Data Pengamatan
         terlampir di laporan sementara






VIII. PERHITUNGAN       
        
A.     larutan standar

untuk sampel 10%

BERAT JENIS

·         10%
         BJ        =           
                     =          0,97646 g/ml
·         `40%
      BJ         =   
            =          0,93007 g/ml
·         60%
         BJ        =           
                     =          0,88966 g/ml
·         80%
         BJ        =           
                     =          0,84119g/ml


FRAKSI MOL
X   = 

? Untuk mencari Fraksi mol 10%
X      =   
         =    0,1 mol      

? Untuk mencari Fraksi mol 40%
X      =   
         =    0,4 mol
        


? Untuk mencari Fraksi mol 60%
X      =   
         =    0,6 mol          
? Untuk mencari Fraksi mol 80%
X      =   
         =    0,8 mol
B.     HASIL DESTILASI

BERAT JENIS


? Mencari BJ destilat dan residu untuk 10% mol
X            BJ              =           
                                 =          0,967 g/ml


Y            BJ              =           
                                 =          0,91574 g/ml
? Mencari BJ Destilat dan Residu untuk 40% mol
X          BJ                 =           
=          0,95529 g/ml

Y           BJ               =           
=          0,90399 g/ml
? Mencari BJ Destilat  dan Residu untuk 60% mol
X             BJ             =           
=          0,92973 g/ml


Y          BJ                 =           
                                 =          0,87569 g/ml
? Mencari BJ  Destilat  dan residu untuk 80% mol
X             BJ             =           
      =          0,88682g/ml


Y          BJ                 =           
=          0,86785 g/ml



FRAKSI MOL
·         10%

XA = 0,15 mol                  XB = 0,85 mol
YA = 0,47 mol                 YB = 0,53 mol

·         40%

XA = 0,25 mol                  XB = 0,75
YA = 0,55 mol                 YB = 0,45

·         60%

XA = 0,4   mol               XB = 0,6 mol
YA = 0,66 mol              YB = 0,34 mol

·         80%

XA = 0,6 mol                 XB = 0,4 mol
YA = 0,68 mol               YB = 0,32 mol



IX.    Pembahasan
Setelah melakukan percobaan ini nampak masih terdapat banyak kesalahan, kesalahan ini bisa terjadi saat melakukan pemipetan, dimana saat pembacaaan skala tidak tepat. Kesalahan yang juga mungkin terjadi akibat kurang tepatnya dalam menentukan berat jenis karena mungkin ada kotoran yang terikut pada saat dilakukan penimbangan. Selain itu kesalahan yang paling mungkin terjadi adalah saat penentuan titik didih dari campuran.     
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa campuran dua buah atau lebih zat cair yang saling melarut dapat membentuk campuran azeotropik atau zeotropik. Untuk menentukan campuran ini membentuk azeotropik atau zeotropik kita harus menggambar kurva kalibrasi  terlebih dahulu untuk mengetahui fraksi mol, selanjutnya dibuat kurva hubungan antara suhu dengan fraksi mol setiap sampel.

Kurva Kalibrasi
Hubungan antara Berat jenis dengan Fraksi Mol




























Kurva hubungan antara suhu dengan fraksi mol setiap sampel





























X.     Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini maka kami menyimpulkan bahwa:
? Dengan menggunakan kurva standar kita dapat mengetahui fraksi mol dari destilat maupun residu dari campuran biner.
? Dari percobaan tersebut dapat diperoleh data sebagai berikut:
·         10%

XA = 0,15 mol                  XB = 0,85 mol
YA = 0,47 mol                 YB = 0,53 mol

·         40%

XA = 0,25 mol                  XB = 0,75
YA = 0,55 mol                 YB = 0,45

·         60%

XA = 0,4   mol               XB = 0,6 mol
YA = 0,66 mol              YB = 0,34 mol

·         80%

XA = 0,6 mol                 XB = 0,4 mol
YA = 0,68 mol               YB = 0,32 mol


?  Campuran etanol dan air dapat membentuk campuran Zeotropik karena pada garis kurva tidak menunjukkkan titik maksimum ataupun minimum pada titik didih campuran zat cair itu, melainkan  titik didih campuran zat cair terletak antara titik didih zat-zat cair murninya








XI.    JAWABAN pertanyaan
  1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan Fase
? Kesetimbangan yang terjadi dimana fase kenaikan yang terjadi berjalan secara normal artinya tidak mengalami penurunan dan lonjakan yang drastis.
  1. Kapan titik didih 2 komponen mencapai titik didihnya
? Pada saat terjadi pendidihan secara konstan, dimana campuran tersebut sudah tidak dapat lagi dipisahkan.
  1. Apa yang dimaksud dengan azeotrop, ada berapa macam jelaskan
? Bila mana titik didih kedua campuran yang saling melarut menunjukkan adanya titik maksimum, baik itu titik didih campuran maupun uapnya.
  1. Bagaimana mendapatkan diagram T – X.
? Dengan jalan mencari terlebih dahulu berapa fraksi mol destilat pada masing-masing campuran, setelah itu dibuat diagramnya dan memasukkan suhu campuran dan uapnya.














XII.  Daftar Pustaka
? Buku petunjuk praktikum kimia fisika Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pangang dari file PEDC Bandun


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar