Pengikut

Kamis, 07 Juni 2012

KESADAHAN AIR


KESADAHAN AIR


I.      Tujuan Percobaan  
? Mengetahui tingkat kesadahan yang terdapat dalam sampling air
II.     Alat yang dipakai   
? Buret 50 Ml                                            2 Buah
? Erlenmeyer 250 ml                                3 Buah
? Pipet Gondok 10, 25ml, 100 ml    1+1+1 Buah
? Labu ukur 500 ml                                  1 Buah
? Bola hisap                                               1 Buah
? Labu semprot                                         1 Buah
? Spatula                                                    1 Buah
? Corong kaca                                           1 Buah
III. Bahan yang digunakan
? Larutan Buffer pH 10
? Larutan Standar EDTA
? Indikator EBT
? sampel air
? Aquadest
IV.    Dasar Teori
            Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan.  Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya.  Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
      Jika kita memperhatikan dasar ketel yang kita gunakan untuk memasak air, semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal oleh kerak. Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutuhkan waktu yang lama.Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah.
 Air sadah adalah air yang mengandung  garam terlarut dari ion kalsium, magnesium dan besi. Air sadar bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.
Tingkat kesadahan sementara biasanya dapat diturunkan dengan pemanasan, untuk derajat kesadahan biasanya diukur dalam ppm (parts per million), atau derajat kesadahan Jerman, Derajat kesadahan Prancis dan Inggris.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
  •   0  -   4 dH,     0 -   70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
  •   4 -   8 dH,   70 - 140 ppm : rendah (lunak)
  •   8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang  
  • 12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
  • 18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)

   Penggolongan air atas dasar kesadahan Prancis :
Air
Kesadahan (° F)
Contoh
Sangat Lunak
0 - 4
Hujan
Lunak
4 - 8
Air yang mengandung mineral
Sedang
8 - 12
Toleransi air minum menurut WHO
Agak Sadah
12 - 18
Air danau dan sungai
Sadah
18 - 30
Air dari batuan gamping
Sangat Sadah
 > 30
Air kapur dalam bawah tanah


V.     Prosedur KERJA
        ? Untuk Standarisasi CaCl2
Ø  Menimbang  serbuk CaCO3 sekitar 0,2 gram
Ø  Melarutkan serbuk tersebut dengan aquadest 50 ml  ke dalam gelas kimia
Ø  Memasukkan dalam labu takar 250 ml, dihomogenkan lalu ditambahkan HCl setetes demi setetes sampai terjadi perubahan warna dari warna keruh menjadi tak berwarna, kemudian dihimpitkan sampai tanda garis miniskus bawah lalu dihomogenkan lagi.
?  Untuk standarisasi EDTA
Ø  Mepipet sampel CaCL2 sebanyak 25 ml kedalam  erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 5 tetes larutan Buffer pH 10 dan seujung spatula indikator EBT dan digoncangkan sampai warna merah anggur terbentuk lalu dititrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna ke warna biru.
Ø  Volume peniter EDTA dicatat.
Ø  Ulangi percobaan sampai tiga kali kemudian dicatat sebagai triplo.

        ? Untuk Penentuan Sampel Air
? Titrasi pendahuluan
Ø  Memasukkan sebanyak 10 ml sampel air kedalam erlenmeyer 250 ml lalu ditambahkan 5 tetes larutan Buffer pH 10 dan ditambahkan seujung spatula indikator EBT.
Ø  Kemudian dititrasi dengan larutan standar EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.
Ø  Dicatat volume EDTA yang digunakan untuk menitrasi.
?  Volume sampel air yang digunakan ditentukan dari volume sampel air yang diperoleh dari  titrasi pendahuluan,caranya adalah memperkirakan volume EDTA yang digunakan adalah 20 ml jadi rumus yang digunakan adalah :
 x 10
VI.    Data pengamatan   
        ? Untuk Standarisasi EDTA
Ø  Berat Kapur/CaCO3    =  0,2066 gr (dalam 250 ml) dibuat  CaCl2
Ø  25 ml CaCl2   (1)                            =    20,2 ml EDTA
Ø  25 ml CaCl2   (2)                            =    20,1 ml EDTA
Ø  25 ml CaCl2   (3)                            =    20 ml EDTA
Ø  25 ml sampel rata-rata         =   20,1 ml EDTA rata-rata

        ? Untuk sampel air   
Ø   100 ml sampel   (1)                                    =    9,2 ml EDTA
Ø   100 ml sampel   (2)                              =    10 ml EDTA
VII.Perhitungan
        ? Untuk Standarisasi EDTA
Massa CaCO3                                = 0,2066 gram
Molaritas Ca2+                             = x M
                                      = 0,008064 M

Secara teoritis larutan EDTA yang diperlukan untuk titrasi 25 ml larutan Ca2+
        = 25 ml Ca2+  0,008064 M = a ml EDTA  0,01075 M
 a     =  
        = 18,75 ml
Konsentrasi larutan standar EDTA
                                      =  x konsentrasi EDTA perhitungan
                                      =  x 0,01075 M
                                      = 0,01003 M
Penentuan kesadahan total dalam air
a ml EDTA 0,01003 M a ml CaCO3 0,01003 M /y ml sampel air dalam 1000 ml sampel air.
                                      = x a x 0,01003x 100 MgCaCO3
Sampel air 1
9,2 ml EDTA 0,01003 M 9,2 ml CaCO3  0,01003   M
9,2 ml CaCO3  0,01003 M 9,2 . 0,01003 . 100 MgCaCO3 dalam tiap 100 ml sampel air
Dalam 1 liter sampel air CaCO3 sebanyak :
        =  x 9,2 x 0,01003 x 100 MgCaCO3
                = 92,276 Mg atau 92,276 ppm
Sampel air  II
10 ml EDTA 0,01003 M 10 ml CaCO3  0,01003   M
10 ml CaCO3  0,01003 M 10 . 0,01003 . 100 MgCaCO3 dalam tiap 100 ml sampel air
Dalam 1 liter sampel air CaCO3 sebanyak :
        =  x 10 x 0,01003 x 100 MgCaCO3
                = 100,3 Mg atau 100,3 ppm
                     Sampel     I  :92,276 ppm
                                      II :100,3 ppm
        Rata – rata            : 96,288 ppm               





VIII.Pembahasan HASIL PERCOBAAN

1.Standarisasi larutan Na2EDTA
Pada percobaan ini, pertama yang dilakukan adalah menstandarisasi larutan Na2EDTA. Alat-alat yang diperlukan disiapkan sebelumnya. Sebelum menjadi larutan standar, larutan Na2EDTA perlu distandarisasi karena larutan tersebut tidak stabil , larutan Na2EDTA sangat mudah bereaksi dengan keadaan lingkungan sekitar. Karena jika mudah bereaksi dengan lingkungan, otomatis volumenya akan senantiasa berubah sehingga juga akan mempengaruhi besar konsentrasi.


2.Analisis Kesadahan sampel air
Selanjutnya, percobaan kedua yang kami lakukan adalah menganalisis kesadahan sampel air.
     Reaksi yang terjadi adalah :
         Mg2+(aq) + EBT(aq) à [Mg-EBT]2+(aq)
                  biru langit                  merah anggur
 Reaksi tresebut di atas merupakan reaksi pada saat indikator EBT ditambahkan pada sampel air dimana EBT mengomplek ion Mg2+ sehingga warnanya berubah dari biru langit menjadi merah anggur, pada saat ini larutan benar-benar berwarna merah anggur karena pada sampel air terdapat ion Mg2+ yang lebih mudah dikompleksi oleh EBT dari pada ion Ca2+.Pada saat titrasi reaksi yang terjadi adalah :
[Mg-EBT]2+ (aq) + H2Y2- (aq) à MgY2-(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq)
     Merah anggur                                            biru langit

Pada saat titrasi, ion H2Y2- mengompleks semua Ca2+ dan Mg2+ bebas pada sampel air sehingga kompleks merah anggur [Mg-EBT]2+ terdisosiasi dan warna merah anggur berubah menjadi biru langit dari indikator EBT dan pada saat itu titik akhir telah tercapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-.
Pada percobaan ini terdapat kesalahan yang sangat berpengaruh didalam perhitungan karena kami hanya menguji sampel air sebanyak 100 ml, dimana volume EDTA yang dihabiskan hanya 9,2 ml padahal seharusnya sekitar 20 ml.
Pada saat melakukan titrasi, harus sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan yaitu dengan cara tetes per tetes. Karena jika tidak sesuai dengan standar cara titrasi yang telah ditetapkan, data bisa tidak valid. Kemudian, pada saat titrasi, labu Erlenmeyer juga digoyang-goyangkan supaya titrasi dapat berjalan dengan baik dan percampuran sempurna.

IX.    Kesimpulan
Dari  percobaan yang telah kami lakukan diperoleh data sebagai berikut :
Sampel air yang digunakan mengandung ion Ca2+ sebanyak : 96,288 ppm , sampel air tersebut    memiliki tingkat kesadahan rendah   (lunak)  karena berkisar antara 70 - 140 ppm. Jadi artinya sampel air tersebut mengandung mineral.













     

X.     Daftar pustaka
/          Buku “ Industri Proses Kimia “ bab 3, jilid 1, edisi ke 5, oleh George T.Austin dan E. Jasjifi, Erlangga, 1996.
/          Buku penuntun “ Praktikum Kimia analisis II “ Politeknik Negeri Ujung Pandang semester II dari file  PEDC Bandung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar